SM3T adalah singkatan dari Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal. Ini adalah salah satu program dari Kemendikbud untuk mengirimkan guru-guru ke daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Program ini telah berjalan sejak tahun 2011. Dan Program SM3T tahun 2016 lalu kemungkinan menjadi angkatan terakhir SM3T. Yaitu angkatan ke VI.
SM3T dan saya
Program SM3T ini adalah program yang saya ikuti tahun 2016 lalu. Untuk ikut program ini, ada beberapa tahapan seleksi yang dilalui. Berikut penjelasan singkatnya.
Pertama, seleksi berkas. Lulus seleksi berkas, tahapan kedua, saya datang ke LPTK tempat saya mendaftar yaitu LPTK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di LPTK, seleksi tahap ketiga adalah seleksi online. Seleksi online ini menjawab Soal-soal tentang bidang keilmuan saya sebanyak 50 soal dengan waktu kurang lebih 1 jam. Pengumuman seleksi online diumumkan dua hari setelah tes. Waktu itu saya merasa yakin lulus karena saya betul-betul yakin bahwa jawaban saya banyak yang benar. hehehehe... Ternyata pas diumumkan, betul bahwa saya lolos seleksi tes online. Sehingga saya bisa ikut seleksi tahap keempat, yaitu wawancara dan simulasi mengajar.
Saya mempersiapkan diri untuk tes wawancara dan simulasi belajar dengan baik. Mempersiapkan media pembelajaran yang menarik. Waktu yang diberikan untuk mengajar adalah 10 menit. Ketika hari tes wawancara dan simulasi mengajar tiba, ternyata peserta digabung menjadi kurang lebih 10 orang. Deg-degan kan rasanya dilihat oleh peserta lain. Singkat cerita, saya melewati seleksi terakhir ini dengan berdoa saja, saya telah berusaha. Semoga hasilnya baik. Dan Alhamdulillah, nama saya menjadi salah satu yang lolos dipengumuman hasil tes wawancara dan simulasi mengajar.
Peserta yang lolos diberikan waktu satu minggu untuk pulang dan mempersiapkan segala keperluan untuk satu tahun. Semua keperluan untuk tinggal di daerah pengabdian. Daerah 3T. Rasanya campur aduk. Senang, penasaran, dan sedih. Senang bisa lolos Program ini, penasaran saya bakal ditempatkan di pelosok negeri bagian mana, sedih pergi dari rumah selama satu tahun yang pastinya tidak akan pulang jika belum waktunya pulang.
Orangtua saya senang mendengar saya lolos untuk ikut program SM3T ini, tetapi pasti mereka juga khawatir bagaimana anak gadisnya di daerah yang jauh, yang belum bisa dibayangkan daerah yang bagaimana, seperti apa, apakah aman, apakah baik-baik saja. Pasti itu yang ada di batinnya mereka.
Sampai di rumah, saya mempersiapkan segala keperluan dan kebutuhan yang mungkin akan berguna di daerah dimana saya akan ditempatkan. Ibu mendukung apa yang saya akan kerjakan, ayah juga mendukung. Tetapi ayah lagi ada kerja di luar kota sehingga saya hanya bercerita apa yang akan saya kerjakan satu tahun kedepan.
Setelah semuanya siap, saya memesan tiket kembali ke LPTK UPI, untuk mengikuti prakondisi sebelum berangkat ke daerah yang saya belum tahu dimana. Ibu, Mba Mar, Om Agus mengantar saya ke Bandara. Ayah tidak ikut antar saya, karena ayah masih di luar kota. Kak Firli ikut ke Bandung, Kak Firli ikut sekalian mau ketemu ayuk :)
Prakondisi diadakan selama kurang lebih dua minggu. Satu minggu prakondisi Indoor (di LPTK) dan satu minggu prakondisi outdoor (di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi).
Prakondisi indoor diikuti untuk bekal dimana kami akan mengajar dan mendidik siswa/i di sekolah. Sedangkan Prakondisi outdoor diikuti untuk sebagai bekal bahwa kami belajar survival dalam keadaan apapun.
Prakondisi ini saya lalui dengan enjoy, tetapi jelas dengan fikiran yang bertanya-tanya. Saya ditempatkan dimana???
Prakondisi Outdoor tinggal beberapa hari lagi. Pengumuman saya/kami ditempatkan dimana akan diumumkan. Deg-degan...
ada 5 daerah penempatan untuk kami yang lolos sebanyak 271 orang dari LPTK UPI. 5 daerah penempatan kami yaitu Maluku Tenggara Barat, Timur Tengah Utara, Nias Selatan, Asmat (Papua), dan Parigi Moutong (Sulawesi Tengah).
Ketika diumumkan, saya ditempatkan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah bersama 54 teman lainnya. Jujur saya blum tahu ada kabupaten dengan nama itu. Ini saya yang kurang update atau memang banyak yang belum mengetahui bahwa ada Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah.
Saya siap. Saya siap ke Parigi Moutong.
Saya akan berangkat 2 hari setelah pengumuman penempatan. Tidak ada lagi waktu pulang, saya sudah pamit dengan ayah dan ibu saat saya berangkat ke Bandung untuk prakondisi sekaligus ke daerah penempatan karena kemungkinan dan memang saya tidak akan pulang lagi untuk berpamitan. Pamit dengan ayah walau cuma dari telepon saja.
Saya menelepon ayah dan ibu bahwa saya ditempatkan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Ayah dan Ibu kaget. tetapi mereka juga siap seperti saya. Siap kalau anak gadisnya ditempatkan dimana saja. Mereka siap, tetapi mereka pasti juga khawatir. Tetapi mereka juga yakin dan mempercayakan saya bahwa saya bisa menyesuaikan diri dimanapun saya berada, di daerah baru sekalipun.
Keesokan harinya, saya dan kakak perempuan saya pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan saya yang masih kurang. Saya tertidur di mobil sampai akhirnya saya mendengar suara ibu dan ayah. Ketika saya membuka mata, mereka memeluk saya. Ayah dan ibu datang ke Bandung sengaja untuk menemui saya. Senang sekali rasanya. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata....
Saya senang dan bahagia bisa ketemu ibu dan ayah.... so happy
Saya dan 53 teman yang ditempatkan di Parigi Moutong, berangkat dari LPTK UPI ke Jakarta menggunakan bus yang telah disiapkan oleh LPTK. Kami beragkat malam, karena harus berada di Bandara Soekarno Hatta pukul 05.00 WIB. Ayah, Ibu dan Ayuk mengantar saya ke LPTK UPI dengan membawa koper dan ransel yang isinya sudah padat tanpa celah. Sepertinya kilonya sudah over :D
Sebelum naik bus, ayah dan ibu bilang harus baik-baik di sana, jaga kesehatan, jangan lupa solat dan doa, dan kabarin ayah dan ibu selalu. Haru sekali rasanya. Tapi saya tidak mau terlihat sedih di depan mereka.
Bus akan berangkat, saya segera salam dan cium ayah, ibu dan ayuk. Sedih sekali hati saya....
Bus perlahan bergerak akan meninggalkan LPTK UPI. Saya dan teman-teman melambai-lambaikan tangan kepada orangtua kami dan kepada teman-teman kami yang belum berangkat. Semangat pergi ke daerah 3T. Berharap kami bisa memberikan yang terbaik dan pulang kembali dengan selamat dan sehat tanpa kekurangan sesuatu apapun. Aamiin.
I love you Ayah, Ibu, Ayuk, dan Adik-adik.
SM3T dan saya
Program SM3T ini adalah program yang saya ikuti tahun 2016 lalu. Untuk ikut program ini, ada beberapa tahapan seleksi yang dilalui. Berikut penjelasan singkatnya.
Pertama, seleksi berkas. Lulus seleksi berkas, tahapan kedua, saya datang ke LPTK tempat saya mendaftar yaitu LPTK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di LPTK, seleksi tahap ketiga adalah seleksi online. Seleksi online ini menjawab Soal-soal tentang bidang keilmuan saya sebanyak 50 soal dengan waktu kurang lebih 1 jam. Pengumuman seleksi online diumumkan dua hari setelah tes. Waktu itu saya merasa yakin lulus karena saya betul-betul yakin bahwa jawaban saya banyak yang benar. hehehehe... Ternyata pas diumumkan, betul bahwa saya lolos seleksi tes online. Sehingga saya bisa ikut seleksi tahap keempat, yaitu wawancara dan simulasi mengajar.
Saya mempersiapkan diri untuk tes wawancara dan simulasi belajar dengan baik. Mempersiapkan media pembelajaran yang menarik. Waktu yang diberikan untuk mengajar adalah 10 menit. Ketika hari tes wawancara dan simulasi mengajar tiba, ternyata peserta digabung menjadi kurang lebih 10 orang. Deg-degan kan rasanya dilihat oleh peserta lain. Singkat cerita, saya melewati seleksi terakhir ini dengan berdoa saja, saya telah berusaha. Semoga hasilnya baik. Dan Alhamdulillah, nama saya menjadi salah satu yang lolos dipengumuman hasil tes wawancara dan simulasi mengajar.
Ayuk Ke Dormitory, ketemu saya |
Peserta yang lolos diberikan waktu satu minggu untuk pulang dan mempersiapkan segala keperluan untuk satu tahun. Semua keperluan untuk tinggal di daerah pengabdian. Daerah 3T. Rasanya campur aduk. Senang, penasaran, dan sedih. Senang bisa lolos Program ini, penasaran saya bakal ditempatkan di pelosok negeri bagian mana, sedih pergi dari rumah selama satu tahun yang pastinya tidak akan pulang jika belum waktunya pulang.
Orangtua saya senang mendengar saya lolos untuk ikut program SM3T ini, tetapi pasti mereka juga khawatir bagaimana anak gadisnya di daerah yang jauh, yang belum bisa dibayangkan daerah yang bagaimana, seperti apa, apakah aman, apakah baik-baik saja. Pasti itu yang ada di batinnya mereka.
Sampai di rumah, saya mempersiapkan segala keperluan dan kebutuhan yang mungkin akan berguna di daerah dimana saya akan ditempatkan. Ibu mendukung apa yang saya akan kerjakan, ayah juga mendukung. Tetapi ayah lagi ada kerja di luar kota sehingga saya hanya bercerita apa yang akan saya kerjakan satu tahun kedepan.
Tas-tas besar persiapan 1 tahun ke depan |
Setelah semuanya siap, saya memesan tiket kembali ke LPTK UPI, untuk mengikuti prakondisi sebelum berangkat ke daerah yang saya belum tahu dimana. Ibu, Mba Mar, Om Agus mengantar saya ke Bandara. Ayah tidak ikut antar saya, karena ayah masih di luar kota. Kak Firli ikut ke Bandung, Kak Firli ikut sekalian mau ketemu ayuk :)
Ibu, Om Agus, Mba Mar dan Kak Firli |
Prakondisi diadakan selama kurang lebih dua minggu. Satu minggu prakondisi Indoor (di LPTK) dan satu minggu prakondisi outdoor (di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi).
Prakondisi Indoor |
Prakondisi indoor diikuti untuk bekal dimana kami akan mengajar dan mendidik siswa/i di sekolah. Sedangkan Prakondisi outdoor diikuti untuk sebagai bekal bahwa kami belajar survival dalam keadaan apapun.
Pelatihan Bela Negara |
Prakondisi ini saya lalui dengan enjoy, tetapi jelas dengan fikiran yang bertanya-tanya. Saya ditempatkan dimana???
Prakondisi Outdoor tinggal beberapa hari lagi. Pengumuman saya/kami ditempatkan dimana akan diumumkan. Deg-degan...
ada 5 daerah penempatan untuk kami yang lolos sebanyak 271 orang dari LPTK UPI. 5 daerah penempatan kami yaitu Maluku Tenggara Barat, Timur Tengah Utara, Nias Selatan, Asmat (Papua), dan Parigi Moutong (Sulawesi Tengah).
Ketika diumumkan, saya ditempatkan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah bersama 54 teman lainnya. Jujur saya blum tahu ada kabupaten dengan nama itu. Ini saya yang kurang update atau memang banyak yang belum mengetahui bahwa ada Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah.
Saya siap. Saya siap ke Parigi Moutong.
Saya akan berangkat 2 hari setelah pengumuman penempatan. Tidak ada lagi waktu pulang, saya sudah pamit dengan ayah dan ibu saat saya berangkat ke Bandung untuk prakondisi sekaligus ke daerah penempatan karena kemungkinan dan memang saya tidak akan pulang lagi untuk berpamitan. Pamit dengan ayah walau cuma dari telepon saja.
Saya menelepon ayah dan ibu bahwa saya ditempatkan di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Ayah dan Ibu kaget. tetapi mereka juga siap seperti saya. Siap kalau anak gadisnya ditempatkan dimana saja. Mereka siap, tetapi mereka pasti juga khawatir. Tetapi mereka juga yakin dan mempercayakan saya bahwa saya bisa menyesuaikan diri dimanapun saya berada, di daerah baru sekalipun.
Keesokan harinya, saya dan kakak perempuan saya pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan saya yang masih kurang. Saya tertidur di mobil sampai akhirnya saya mendengar suara ibu dan ayah. Ketika saya membuka mata, mereka memeluk saya. Ayah dan ibu datang ke Bandung sengaja untuk menemui saya. Senang sekali rasanya. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata....
Saya senang dan bahagia bisa ketemu ibu dan ayah.... so happy
Ayuk, Ibu dan Ayah |
Saya dan 53 teman yang ditempatkan di Parigi Moutong, berangkat dari LPTK UPI ke Jakarta menggunakan bus yang telah disiapkan oleh LPTK. Kami beragkat malam, karena harus berada di Bandara Soekarno Hatta pukul 05.00 WIB. Ayah, Ibu dan Ayuk mengantar saya ke LPTK UPI dengan membawa koper dan ransel yang isinya sudah padat tanpa celah. Sepertinya kilonya sudah over :D
Ke LPTK UPI sebelum berangkat ke Bandara |
Sebelum naik bus, ayah dan ibu bilang harus baik-baik di sana, jaga kesehatan, jangan lupa solat dan doa, dan kabarin ayah dan ibu selalu. Haru sekali rasanya. Tapi saya tidak mau terlihat sedih di depan mereka.
Bus akan berangkat, saya segera salam dan cium ayah, ibu dan ayuk. Sedih sekali hati saya....
Muka capek, kusut bercampur haru |
love u ayah |
Bus perlahan bergerak akan meninggalkan LPTK UPI. Saya dan teman-teman melambai-lambaikan tangan kepada orangtua kami dan kepada teman-teman kami yang belum berangkat. Semangat pergi ke daerah 3T. Berharap kami bisa memberikan yang terbaik dan pulang kembali dengan selamat dan sehat tanpa kekurangan sesuatu apapun. Aamiin.
I love you Ayah, Ibu, Ayuk, dan Adik-adik.
saya |
Inget pas nganter ke UPI buat naik bus. Rasa bangga karena alunan lagu nasional dinyanyikan teman-teman.
ReplyDelete"Selamat berjuang! Selamat mengabdi pada negara tercinta!" Kami semangat melambai ke bus yg bergerak maju.
Kemudian berjalan pulang ke kontrakan. Lunglai. Mengharu biru bercampur aduk.
We're proud of you, Sist! :*