Bagaimana perasaan kalian
jika kalian akan ditempatkan di daerah 3T (Terdepan Terluar Tertinggal)?
yang mana daerah itu belum pernah sama sekali kalian dengar dimana
keberadaannya?
Bagaimanakah suasananya?
Bagaimana keadaan tempat
dan orang-orang di sana?
...................................
Pertanyaan lain yang
muncul adalah apakah disana aman?
Apakah saya bakal betah
tinggal di sana?
Apakah makanannya cocok di
lidah saya?
Banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam pikiran orang yang akan datang dan
tinggal selama satu tahun di daerah 3T.
Semua pertanyaan itu
adalah pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam pikiran saya ketika saya akan
berpetualang dan membuat pengalaman di dalam hidup saya untuk satu tahun kedepan. Saya
tinggal di daerah 3T selama satu tahun tepatnya di Kabupaten Parigi Moutong,
Sulawesi Tengah. Saya mengabdi di daerah 3T ini karena saya sengaja
mendaftarkan diri dalam program SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan,
Terluar, dan Tertinggal), yaitu program dari Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Selesai kuliah S-1, saya
menantang diri saya untuk berpengalaman lebih banyak dalam dunia pendidikan sesuai
dengan ijazah sarjana saya yaitu sarjana pendidikan.
Parigi Moutong adalah
daerah penempatan saya yang merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi
Sulawesi tengah. Saya baru tahu daerah ini karena kabupaten ini adalah salah
satu daerah sasaran Program SM-3T yang saya ikuti di LPTK Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI). Selain Parigi Moutong, Ada 4 daerah sasaran 3T lainnya sebagai
penempatan kami untuk melaksanakan pengabdian dalam dunia pendidikan, yaitu
Kabupaten Asmat, Maluku Tenggara Barat, Nias Selatan, dan Timur Tengah Utara.
Penempatan daerah
pengabdian ini adalah hak dari LPTK penyelenggara SM-3T, sehingga kami tidak
dapat memilih daerah mana yang kami inginkan. Pada saat pengumuman daerah
penempatan, Parigi Moutong merupakan daerah penempatan saya. Pengumuman tersebut
diberitahukan dua hari sebelum keberangkatan kami ke daerah pengabdian.
Sehingga pada saat pelatihan sebelum keberangkatan, Kami memang
telah menyiapkan kebutuhan untuk satu tahun kedepan di dalam tas masing-masing.
Mulai dari pakaian, sepatu, sandal, selimut, alat penerang, obat-obatan, dan
lain-lain. Sebisa mungkin barang yang kami bawa haruslah benar-benar dibutuhkan
dan dipakai agar barang bawaan tidak terlalu berlebih-lebihan. Karena
dipastikan Medan jalan yang akan kami lewati ketika ke daerah pengabdian akan
membuat kami susah sendiri jika terlalu banyak barang bawaan.
|
Saya dan barang bawaan untuk 1 tahun ke depan |
Pelatihan sebelum
keberangkatan dilaksanakan di LPTK universitas masing-masing. Karena saya tes
di LPTK UPI, jadi saya ke Bandung dengan membawa semua persiapan untuk satu
tahun kedepan itu. Saya berangkat dari Palembang ke Bandung untuk mengikuti
latihan prakondisi daerah sasaran 3T. Sedih rasanya ketika berpamitan dengan
orang tua untuk mengabdi di daerah orang yang jaraknya cukup jauh. Palembang, Sumatera
Selatan ke Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
A lot can happen in a
year.
Bersama rombongan 54
orang, kami berangkat ke Parigi Moutong dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Sis
Al-Jufri di Palu. Dari Palu ke Ibukota Parigi Moutong yaitu Kecamatan Parigi
memakan waktu kurang lebih 3 jam dengan medan jalan yang berliku-liku melewati
bukit yang namanya kebun kopi.
Ketika sampai di Kecamatan
Parigi, 54 orang tersebut dibagi ke sekolah-sekolah di beberapa kecamatan yang
ada di Parigi mautong. Tiap sekolah, hanya ada satu atau dua orang saja yang
akan mengajar di sekolah tersebut.
Sekolah pada tiap kecamatan
memiliki perbedaan kualitas dan fasilitas yang bisa dibilang sangat jauh. Kebetulan
saya ditempatkan di sekolah yang berada di Kecamatan Parigi yang merupakan
ibukota dari Parigi Moutong. Sekolah tempat saya mengajar yaitu di SMP yang
lumayan favorit di kecamatan itu. Karena tempatnya di Ibukota Kabupaten, perbedaan
fasilitas dan kualitas sekolah tempat saya mengabdi dengan teman-teman saya
lainnya itu sangat berbeda. Terlebih yang mengajar di Sekolah Dasar.
|
Suasana kelas VII pada saat mengajar, SMP N 1 Parigi, Kec. Parigi |
|
Selesai mengajar di kelas VIII |
Jika melihat sekolah
tempat saya mengabdi mungkin teman-teman akan berpikir dan bertanya bahwa ini
daerah 3Tnya dilihat dari mana? Kok bisa daerah ini dikatakan daerah 3T?
Inilah pertanyaan kami
ketika kami disambut oleh Bupati Parigi Moutong ke rumah jabatannya yang ada di
Kecamatan Parigi. Kata Bapak bupati, Kabupaten Parigi Moutong dikatakan daerah
3T karena memenuhi kriteria sebagai daerah 3T, bahwasanya Sumber Daya Manusia
(SDM) daerah ini di bawah angka minimal sehingga daerah tersebut dikatakan
daerah 3T. Kata Bapak Bupati lagi mengapa SDMnya di bawah angka minimal, karena
masih banyak masyarakat yang tidak bisa membaca, yang pendidikannya hanya
sebatas SD, atau tidak tamat SD, yang menggunakan handphone bagus hanya untuk
mendengarkan musik karena tidak tahu cara penggunaan handphone dengan baik, dan
sebagainya.
Jika dilihat dari
infrastrukturnya, Kecamatan Parigi juga memiliki infrastruktur yang baik, sangat tidak
terlihat sebagai daerah 3T. Tetapi, untuk kecamatan lainnya, masih banyak kekurangan di
sana-sini. Oleh sebab itu dikatakanlah daerah ini daerah 3T. Perlu diketahui
bahwa Kabupaten Parigi Moutong adalah kabupaten baru dengan usia ±10 tahun,
sehingga memang sedang dalam tahap pembangunan.
|
Perjalanan menuju ke sekolah. Kec. Tinombo |
Sangat terlihat berbeda
bukan?
Intinya dalam satu kabupaten, pemerataan fasilitas dan kualitas
setiap sekolah itu berbeda-beda.
Kalimat kutipan cerita
tiap-tiap sekolah dari teman-temanku pada tiap kecamatan
·
Siswa saya ada yang sudah
duduk di bangku SMA tapi tidak mengerti pecahan. Tetapi mereka masih punya semangat untuk belajar.
·
Siswa saya kadang masuk
sekolah kadang juga tidak karena sering membantu orang tuanya untuk ikut
bekerja. Mereka ingin pergi ke sekolah, tetapi demi untuk makan sehari-hari mereka lebih memilih membantu orangtua.
·
Siswa saya sudah mau Ujian Nasional
tetapi membaca saja dia belum lancar. Bagaimana coba??? Saya memberikan jam tambahan khusus untuk mengajar baca, tulis, dan hitung. Mereka sangat antusias.
·
Di tengah jam pelajaran sebagian
isi kelas bolos sekolah hanya untuk duduk-duduk menonton orang bermain bola
atau bermain-main.
· Sebagian besar siswa, motivasi belajarnya sangat kurang.
Kalimat-kalimat tersebut
hampir dirasakan oleh kami yang mengajar di sekolah yang fasilitasnya kurang
memadai ataupun sekolah yang fasilitasnya telah memadai. Namun begitu, kami tetap punya mimpi dan harapan bahwa MUTIARA di Parigi Moutong tidak akan pernah hilang.
Tidak ada anak yang tidak pintar. Semua anak memiliki kelebihan dan kurangan masing-masing. Mereka hanya perlu dibimbing untuk tahu bagian mana yang harus digosok agar kilauan mutiara itu bersinar dengan indah. Ini adalah tugas kami sebagai orangtua mereka di sekolah untuk dapat membimbing mereka sebaik-baiknya.
Kurangnya motivasi belajar
anak juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi saat ini. Untuk beberapa
kecamatan memang untuk mendapatkan sinyal itu sangat susah sekali tetapi di
kecamatan saya, sinyal sangat bersahabat. Sehingga penggunaan alat
komunikasi handphone yang tidak
didampingi oleh orang tua sangat mempengaruhi kualitas belajar anak.
Di sekolah tempat saya mengajar, untuk buku paket pelajaran telah disiapkan masing-masing anak mendapatkan satu buku untuk tiap mata pelajaran. Tetapi pada saat pelajaran seringkali buku tertinggal, buku hilang, lupa membawa, dan lain-lain. Perpustakaan sekolah juga hanya dikunjungi oleh beberapa anak saja yang benar-benar antusias untuk membaca.
Adanya temuan permasalahan
permasalahan daerah 3T yang kami temui sebagai pendidik, hal yang kami lakukan
adalah selalu memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar, dengan
memberikan contoh-contoh teladan melalui cerita atau metode pembelajaranmenarik
yang dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran.
Anak-anak diajarkan untuk
bermimpi dan berusaha untuk menggapai mimpinya dengan banyak belajar, berdoa, melakukan
kegiatan yang positif dan pantang menyerah untuk menggapai cita-citanya.
Selain memotivasi
siswa untuk giat belajar dan berfikir positif dalam proses belajar mengajar dan
dalam kehidupan sehari-hari, kami juga mengadakan beberapa kegiatan untuk
membantu dan membagikan sedikit ilmu dari kami SM-3T UPI Kabupaten Parigi
Moutong, yaitu;
·
Penggalangan donasi buku dan seragam
sekolah dengan tema Berbagi Menggali
Mutiara Khatulistiwa, Buku untuk Peradaban dan Unity (Uniform Charity)
·
Khatulistiwa
Education Expo (KEE) "Membangun Insan Kreatif
dan Berkarakter Berbasis Kearifan Lokal"
·
Seminar
Internet Sehat "Mari Mengunduh yang
Sehat dan Mengunggah yang Bermanfaat"
Alhamdulillah hasil donasi
yang dikumpulkan lumayan banyak dan dapat didistribusikan pada tiap-tiap sekolah yang membutuhkan. Banyak komunitas ataupun individu yang ikut berkontribusi menggalangkan dan memberikan donasi, kami sangat berterimakasih kepada semua donatur.
|
Dokumentasi pendistribusian hasil donasi |
Kegiatan Khatulistiwa Education Expo (KEE) ini kami adakan selama
beberapa hari dengan tujuan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017
dan ikut berkontribusi dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Parigi Moutong.
Dalam kegiatan ini kami memberikan informasi mengenai Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) kepada guru-guru perwakilan tiap sekolah dalam bentuk
seminar. Narasumber dari seminar ini adalah teman kami yaitu Santy Yulianti, S.Pd
yang merupakan guru ABK. Seminar tentang ABK ini memang telah dinantikan di
Kabupaten Parigi Moutong. Mengapa? Karena di tiap sekolah umum (bukan sekolah
khusus ABK) pada jenjang kelasnya terdapat ABK yang dalam mendidik dan
membimbingnya perlu perhatian khusus. Hal ini terjadi karena orangtua siswa ABK
tetap ingin anaknya sekolah di sekolah umum.
Selain Seminar ABK ada beberapa kegiatan yang memberikan informasi
tentang SM-3T, pameran tentang inovasi dalam media pembelajaran, kegiatan
literasi, pameran kreasi seni siswa, dan inovasi kuliner. Semua kegiatan
berlangsung dengan baik karena antusias pengunjung Khatulistiwa Education Expo
(KEE) ini bener-bener diminati dan diperhatikan oleh pemerintah daerah
setempat.
Seminar Internet Sehat dengan tema "Mari Mengunduh yang Sehat
dan Mengunggah yang Bermanfaat". Diadakan untuk memberikan informasi
pemanfaatan internet dengan bijak kepada siswa. Karena, untuk beberapa daerah
yang memiliki sinyal internet yang kuat, anak-anak harus tahu dan sadar bahwa
disamping kebermafaatan internet, ada banyak pula kerugiannya.
Kami SM-3T UPI Kabupaten Parigi Moutong telah berusaha dan berupaya sebaik mungkin agar apa yang kami berikan di daerah pengabdian kami ini dapat memberikan dampak
positif dan berkelanjutan bagi siswa, guru, maupun masyarakat. Perubahan untuk Indonesia yang lebih baik seperti KORINDO yang memberikan berbagai bantuan kepada warga di Kabupaten Asmat, Papua, untuk menekan kasus gizi buruk dan angka kematian ibu melahirkan.
KORINDO Grup merupakan perusahaan terdepan di berbagai industri di pasar Asia Tenggara yang memiliki banyak hal yang bisa dibanggakan. Selama 48 tahun beroperasi, KORINDO Grup telah membangun bisnis dengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi negara serta menjunjung tinggi praktik-praktik ramah lingkungan dan berorientasi masa depan, salah satunya adalah dengan Membangun perbatasan jadi terasnya Indonesia.
Satu tahun di Parigi Moutong memberikan pelajaran dan pengalaman yang
sangat berharga bagi kami. Apa yang telah kami lakukan dan kami berikan
tidaklah lebih dari cukup. Masih banyak kekurangan dan kesalahan kami dalam
mengabdikan diri di Parigi Moutong.
Kami yakin bahwa ada dan akan terus bertambah mutiara di
Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Aamiin...
Beberapa Dokumentasi Pengabdian Kami
|
Keadaan sekolah sebelum dan sesudah dibangun.
SDKT Saluengi, Kec. Tomini |
|
Suasana UAS SDN 2 Terpencil Tilung |