Banjir, longsor, kekeringan, dan udara yang tidak sehat
serta hewan-hewan yang tidak mempunyai tempat untuk hidup semakin terdengar di
telinga kita. Berbagai media telah mengabarkan berita yang membuat perasaan ini
sedih dan terluka. Bagaimana bisa
Indonesia yang berada di urutan ketiga sebagai hutan hujan tropis terbesar di
dunia ini mengalami berbagai macam bencana alam yang diakibatkan oleh
kerusakan hutan. Apa faktor penyebab rusaknya hutan Indonesia?
Rusaknya hutan yang diakibatkan oleh fenomena alam atau
aktivitas alam itu sendiri seperti kebakaran hutan pada musim kemarau atau
karena letusan gunung berapi tidak dapat dicegah atau dihindari. Namun, faktor yang menjadi rusaknya hutan
Indonesia ini adalah akibat ulah manusia
(human destructions).
Penyebab kerusakan hutan akibat ulah manusia:
1. Penebangan liar
Penebangan liar dilakukan oleh siapa saja yang hanya mementingkan diri
sendiri atau kelompok. Misalnya warga sekitar yang membuka lahan pertanian
ilegal. Selain itu,pengusaha yang memiliki atau tidak memiliki ijin juga
melakukan penebangan liar di luar areal yang telah ditentukan.
Saya tinggal di Sumatera Selatan, hampir setiap hari puluhan mobil besar
mengangkut kayu pohon yang sangat banyak untuk keperluan suatu perusahaan.
Setiap melihat mobil-mobil tersebut lewat, saya membatin dari mana asal kayu
pohon tersebut???
2. Pembakaran hutan yang disengaja
Masyarakat yang membuka lahan pertanian dengan cara membakar, dapat
menyebabkan kebakaran hutan yang luas dan lebih besar jika tidak terkendali. Membakar
hutan untuk pembukaan lahan pertanian menjadi cara yang lebih mudah dan
murah tetapi dapat menyebabkan kerusakan
hutan yang parah.
3. Perambahan hutan
Menebang atau membabat pohon untuk membuka lahan pertanian. Hal ini dapat
mengakibatkan kondisi hutan menjadi rusak.
4. Perladangan berpindah
Perladangan berpindah adalah suatu sistem bercocok tanam yang
dilakukan oleh masyarakat secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lain. Perladangan berpindah memberikan kontribusi yang nyata terhadap kerusakan
ekosistem hutan terutama pada pulau-pulau yang berukuran kecil.
5. Pertambangan
Usaha pertambangan yang dilakukan berbentuk pertambangan
tertutup dan pertambangan terbuka. Pertambangan terbuka adalah pertambangan
yang dilakukan di atas permukaan tanah. Bentuk Pertambangan ini dapat mengubah
bentuk topografi dan keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah
keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya; termasuk pertambangan yang
dilakukan di areal hutan. Pertambangan terbuka menghilangkan semua vegetasi
yang berada di permukaan karena tanah akan dieksploitasi dan diangkut untuk
mengambil mineral tambang yang terkandung didalamnya.
6. Transmigrasi
Kebijakan pemerintah untuk meratakan penduduk ke seluruh
pelosok tanah air dengan program transmigrasi membawa dampak terhadap kerusakan
hutan. Hutan dibuka untuk dibuat pemukiman transmigrasi, dan tiap transmigran
mendapatkan lahan garapan seluas 2 hektar. Hutan primer maupun sekunder dibuka
untuk kegiatan program pemerintah transmigrasi.
7. Pemukiman
penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan dasar akan
perumahan semakin meningkat. Terbatasnya daerah yang dapat digunakan sebagai
daerah pemukiman membuat kegiatan ini dilakukan pada areal-areal yang
ditetapkan sebagai kawasan lindung. Daerah-daerah yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya, dipaksakan untuk dibuat pemukiman. Daerah berlereng terjal yang
berbahaya juga ikut menjadi lokasi sasaran pembuatan rumah-rumah penduduk.
Manusia jaya,
hewan-hewan tunawisma.
8. Pembangunan
perkantoran
Areal perkantoran tidak hanya terdapat pada daerah perkotaan
yang ramai. Komplek perkantoran juga dibangun pada lahan-lahan hutan, terutama
kabupaten yang baru dimerkarkan dari kabupaten induk. Kabupaten atau perangkat
pemerintahan baru mencari dan membuka lahan hutan untuk membuat kawasan
pemukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan dan juga untuk areal
perkantoran. Pembangunan yang terjadi ini akhirnya perlu dilakukan alih fungsi
lahan.
9. Pembangunan
infrastruktur perhubungan
Transportasi sangat
penting untuk kemajuan suatu daerah atau negara. Transportasi berhubungan
dengan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, lapangan udara, pelabuhan dan
lain-lain. Pembangunan infrastruktur perhubungan
merupakan hal mendesak yang perlu dilakukan. Namun pembangunan tersebut dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Seperti pembangunan
infrastruktur jalan, adakalanya harus memotong hutan pada kawasan lindung
maupun kawasan konservasi.
Pembangunan pelabuhan kapal yang dilakukan di pesisir pantai
yang memiliki hutan pantai atau hutan mangrove sering merusakan keberadaan
hutan-hutan tersebut. Dan banyak contoh lain yang dapat dilihat di sekitar
kita, mengenai kerusakan lingkungan akibat pembangunan infrastruktur
perhubungan.
10.Perkebunan kelapa sawit
Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit telah dilakukan
pada beberapa daerah di Indonesia. Beberapa pihak yang pernah terlibat dan
merasakan akibat pembangunan perkebunan kelapa sawit menjadi sadar akan dampak
negatif dari kegiatan tersebut terhadap lingkungan. Keseimbangan ekosistem
menjadi terganggu akibat penurunan biodiversitas, pencemaran lingkungan dari
input peptisida yang berlebihan, sulitnya seresah kelapa sawit terdekomposisi
dan pemulihan lahan kepada kondisi semula memerlukan waktu yang sangat panjang.
11.Konservasi
lahan gambut menjadi sawah
Proyek pembangunan satu juta hektar lahan gambut menjadi
sawah pernah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan mempertahankan
swasembada beras. Akibatnya lahan hutan gambut menjadi berkurang dan dampak
negatif yang ditimbulkan seperti meningkatnya bahaya kebakaran hutan,
memberikan sumbangan terhadap pemanasan global, berkurangnya keanekaragaman
hayati dan dampak negatif lainnya. Di beberapa daerah terdapat lahan gambut
yang ditimbun untuk membangun suatu perusahaan.
12.Penggembalaan
ternak dalam hutan
Kerusakan hutan akibat penggembalaan ternak dengan cara,
ternak tersebut mengkonsumsi daun-daun dan semai-semai yang merupakan tumbuhan
permudaan sebagai regenerasi dari hutan tersebut. Kerusakan lain yang terjadi
juga seperti kerusakan batang akibat gigitan dan gesekan tanduk ternak.
Pengembalaan ternak di dalam hutan menyebabkan pemadatan tanah hutan karena
diinjak-injak oleh ternak. Hal ini akan mempengaruhi proses infiltrasi atau
menyerapnya air ke dalam tanah menjadi berkurang sehingga proses runoff meningkat yang menyebabkan erosi
di permukaan tanah.
13.Kebijakan pengelolaan hutan
yang salah
Kerusakan hutan juga dapat terjadi karena kebijakan yang
dibuat lebih memperhatikan dampak ekonomis dibandingkan dengan dampak ekologis.
Selain itu juga perbedaan persepsi tentang kelestarian hutan kadang terjadi
karena dasar pemahaman yang berbeda. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa
kebijakan pengelolaan hutan yang salah dari pemerintah sebagai suatu “pengrusakan
hutan yang terstruktur” karena kerusakan tersebut didukung oleh
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Persepsi dan pemahaman masyarakat dalam
pengelolaan sumberdaya alam terutama mengolah lahan-lahan milik mereka dengan
menanam tanaman semusim yang lebih cepat menghasilkan dibanding dengan tanaman
berumur panjang termasuk tanaman kehutanan.
Kerusakan hutan akibat ulah manusia
ini adalah hal yang sangat tidak dapat dicegah apabila tidak ada rasa cinta
terhadap hutan. Dampak rusaknya hutan tidak terjadi seketika setelah manusia
merusaknya, melainkan jangka panjang. Mungkin beberapa tahun kemudian.
Penting sekali menjaga hutan Indonesia
ini dengan sebaik-baiknya. Karena jika tidak, apa kabar Indonesia beberapa
tahun mendatang???
Sebagai generasi muda, sepatutnya
dapat menjaga dan menyelamatkan hutan dari manusia-manusia yang tidak
bertanggung jawab. Karena di hutan-lah
kita bisa hidup. Karena hutan-lah kita selamat. Mengapa? Karena hutan
memiliki manfaat yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, hewan,
dan tumbuhan di bumi ini.
7 Manfaat Pentingnya Menjaga Hutan
- Mengatur siklus air
- Mencegah banjir
- Mencegah kekeringan
- Mencegah erosi dan longsor
- Menghasilkan oksigen
- Menyerap dan menyimpan karbondioksida
- Menjadi rumah untuk 10% jenis flora, 12% jenis mamalia, dan 17% jenis burung
Tulisan ini adalah bentuk dukungan saya dari petisi change.org #JagaHutan untuk mendorong perwujudan #HariHutanIndonesia agar keberadaan hutan Indonesia
yang merupakan hutan terluas ketiga di dunia bisa sama-sama dirayakan
oleh masyarakat Indonesia.
Selamat hari hutan.
ReplyDeleteJaga orang utan yaaa...
Human destructive. Beneran ini sudah 1400 tahun yang lalu diingatkan Allah dalam AlQuran agar #jangan membuat kerusakan di muka bumi
ReplyDeleteklo kita menjaga alam, alam pun juga akann balik menjaga kita. sudah seharusnya kita menjaganya. dan sling jaga
ReplyDeleteTerimakasih pengingatnya..
ReplyDeleteBenar, kita harus jaga hutan
Jika jumlah penduduk tidak dikendalikan, memang mengancam untuk pembukaan lahan sebagai pemukiman :'(
ReplyDeleteSelamat hari hutan, lestari hutanku lestari alamku
ReplyDeleteWah baru tahu kalau tanggal 21 Maret adalah hari hutan. Iya bener mba emang nih kalo hutan Indonesia abis,negara lain kena imbas. Udah pada abis dibikin perumahan. Seremnya kalau alamnya udah marah,ngeri.
ReplyDeletengenes ya? Sebagai pemilik hutan terbesar di dunia, kita malah menyia-nyiakannya
ReplyDeleteEh ternyata tanggal 21 Maret hari hutan y.
ReplyDeleteMari kita sama-sama jaga hutan. Mulai dari lingkungan sekitar kita.
Salam
www.kidalnarsis.com
Sepakat, semoga kita tidak menambah kerusakan di muka bumi. Biar semuanya menjadi lestari..
ReplyDeleteBukit di belakang perumahanku udah penuh rumah. Walhasil, kami yang di bawah nih jadi deg2an kalau hujan deras. Khawatir kebanjiran lagi. :(
ReplyDeleteaku sedih liat hutan ditebangi
ReplyDeleteapalagi untuk kawasan wisata sepeti di Kota Batu
padahal nanti dampaknya ya ke manusia juga ya
Bener. Edukatif banget mbak ulasannya. Saya yang paling iba adalah ketika hutan2 dibakar, habitat hewan2 yg tinggal didalamnya tentu musnah dan mereka bakal bingung mau lari kemana. Ketika nyungsep ke kebun2 org, pada ditembaki & diperlakukan kurg manusiawi. Kasian banget :(
ReplyDelete